BAB I
PENDAHLULUAN
1.
Latar Belakang
Pesatnya perkembangan
teknologi dan informasi membawa dampak terhadap tatanan kehidupan dunia.
Perubahan yang tepat dan mendasar terjadidalam kehidupan di segala bidang yang
menuntut kebebasan interaksi antarkehidupan yang ada di dunia tanpa mengenal
batas negara termasuk juga dalamkegiatan perdagangan dan bisnis. Salah satu
konsekuensi logis dari perubahandunia kearah globalisasi adalah adanya
pergeseran cara pandang dalampelaksanaan perdagangan internasional yang mengarah
kepada perdaganganglobal. Hal ini mengakibatkan munculnya pasar bebas dunia
yang pada gilirannyaakan mengakibatkan meningkatnya persaingan di pasar
internasional dankaitannya dalam dunia bisnis maka masalah yang dihadapi
perusahaan adalahsemakin ketatnya persaingan, oleh karena itu perusahaan harus
dapat menjalankanstrategi bisnisnya yang tepat agar mampu bertahan dalam
menghadapi persainganyang terjadi.
Setiap usaha dalam persaingan tinggi selalu
berkompetisi dengan industriyang sejenis. Agar bisa memenangkan kompetisi,
pelaku bisnis harus memberikanperhatian penuh terhadap kualitas produk.
Perhatian pada kualitas memberikandampak positif kepada bisnis melalui dua cara yaitu dampak terhadap biaya
-biayaproduksi dan dampak terhadap pendapatan (Gaspersz,2005: 3). Dampak
terhadap biaya produksi terjadi melalui proses pembuatan produk yang memiliki
derajatkonformasi yang tinggi terhadap standar-standar sehingga bebas dari
tingkatkerusakan yang mungkin. Dampak terhadap peningkatan pendapatan
terjadimelalui peningkatan penjualan atas produk yang berkualitas yang berharga
tinggi.
Salah satu tujuan perusahaan adalah meningkatkan
laba terutama darikegiatan operasinya. Oleh karena itu, manajer perusahaan
dalam mengambilkeputusan-keputusannya ditujukan untuk meningkatkan laba.
Strategi bisnis untuk meningkatkan keunggulan bersaing dapat dilakukan
melalui usaha peningkatankualitas.
Perusahaan yang menjadikan kualitas sebagai alat
strategi akanmempunyai keunggulan bersaing terhadap kompetitornya dalam
menguasai pasarkarena tidak semua perusahaan mampu mencapai superioritas
kualitas. Dalam halini perusahaan dituntut untuk menghasilkan produk dengan
kualitas tinggi, hargarendah dan pengiriman tepat waktu.
Proses produksi yang memperhatikan kualitas akan
menghasilkan produk yang bebas dari kerusakan. Hal ini dapat menghindarkan
adanya pemborosan daninefisensi sehingga biaya produksi per unit dapat ditekan
dan harga produk dapatmenjadi lebih kompetitif.
six
Sigma merupakan cara pendekatan kualitas
terhadap Total Quality Management (TQM). TQM menjadi perhatian di Amerika Serikat tahun 80-andan ini
merupakan suatu respons terhadap superioritas kualitas dari pabrikan Jepang
dalam bidang automotif dan penyejuk ruangan. Banyak studi pada bidang penyejuk
ruangan mengemukakan bahwa kerusakan(defect)pada perusahaanAmerika Serikat lebih banyak dari perusahaan Jepang.
Untuk membantu perusahaan supaya mampu memperbaiki program peningkatan
kualitas, makadidirikan Malcolm Balridge National Quality
Award dalam tahun 1987.
Menurut Prawirosentono
( 2002: 2) Tiga alasan memproduksi produk berkualitas prima adalah sebagai
berikut:
1.Konsumen
yang membeli produk berdasarkan mutu, umumnya mempunyailoyalitas produk yang
besar dibanding dengan konsumen yang membeliberdasarkan orientasi harga.
2.Bersifat
kontradiktif dengan cara pikir bisnis tradisional ternyata bahwamemproduksi
barang bermutu tidak secara otomatis lebih mahal denganmemproduksi produk
bermutu rendah.
3.Menjual
barang tidak bermutu, kemungkinan akan banyak menerima keluhandan pengembalian
barang dari konsumen.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.Pengendalian
Kualitas
Kegiatan pengendalian dilaksanakan dengan cara memonitorkeluaran
(output), membandingkan dengan standart standart,menafsirkan perbedaan
perbedaan dan mengambil tindakan untuk menyesuaikan kembali proses proses
itu sehingga sama / sesuaidengan standar (Buffa 1999 : 109). Pengendalian
merupakan kegiatanyang dilakukan untuk menjamin agar kegiatan produksi dan
operasiyang dilaksanakan sesuai dengan apa yang telah direncanakan danapabila
terjadi penyimpangan tersebut dapat dikoreksi sehingga apayang diharapkan
tercapai.
Dewasa ini semakin disadari akan pentingnya
kualitas yangbaik untuk menjaga keseimbangan kegiatan produksi dan
pemasaransuatu produk. Hal ini timbul dari sikap konsumen yang
menginginkanbarang dengan kualitas yang terjamin dan semakin ketatnyapersaingan
antara perusahaan yang sejenis. Oleh karena itu pihak perusahaan perlu
mengambil kebijaksanaan untuk menjaga kualitasproduknya agar diterima konsumen
dan dapat bersaing dengan produk sejenis dari perusahaan lain serta dalam
rangka menunjang program jangka
panjang perusahaan yaitu mempertahankan pasar yang telahada atau menambah pasar
perusahaan. Adapun hal tersebut dapatdilakukan melalui pengendalian kualitas.
Beberapa pengertian
kualitas antara lain:
1.
Kualitas
merupakan suatu kondisi yang berhubungan denganproduk dan jasa manusia, proses
dan lingkungan yang memenuhiatau melebihi harapan (Tjiptono, 2001 :4)
2.
Kualitas
merupakan totalitas bentuk dan karakteristik barang / jasayang menunjukkan
kemampuannya untuk memutuskan kebutuhankebutuhan yang tampak jelas maupun yang
tersembunyi (Render,2001:92)
3.
Kualitas
merupakan jumlah dari atribut atau sifat-sifat sebagaimanadideskripsikan
didalam produk produk yang bersangkutan(Ahyari,1990 : 238).
Jadi dapat disimpulkan kualitas adalah totalitas bentuk,karakteristik
dan atribut sebagaimana dideskripsikan di dalam produk (barang /jasa),
proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihiharapan / kebutuhan konsumen.
Pengendalian kualitas merupakan alat bagi manajemen
untuk memperbaiki kualitas produk bila diperlukan, mempertahankankualitas
produk yang sudah tinggi dan mengurangi jumlah produk yang rusak.
Ada beberapa pengertian
pengendalian kualitas :
1.Pengendalian
kualitas adalah suatu aktifitas untuk menjaga danmengarahkan agar kualitas
produk perusahaan dapatdipertahankan sebagaimana telah direncanakan
(Ahyari,1990 :239)
2.Pengendalian
kualitas adalah merencanakan dan melaksanakancara yang paling ekonomis untuk
membuat sebuah barang yangakan bermanfaat dan memuaskan tuntutan konsumen
secaramaksimal (Assauri,1999 : 18)
3 .Pengendalian
kualitas merupakan alat penting bagi manajemenuntuk memperbaiki kualitas produk
bila diperlukan,mempertahankan kualitas, yang sudah tinggi dan mengurangin jumlah
barang yangb rusak (Reksohadiprojo, 2000 :245).Jadi dapat disimpulkan
pengendalian kualitas adalah aktivitasuntuk menjaga, mengarahkan,
mempertahankan dan memuaskantuntutan konsumen secara maksimal.
2.2. Faktor-Faktor Mendasar Yang Mempengaruhi Kualitas:
Kualitas produk secara
langsung dipengaruhi oleh 9 bidang dasar atau 9M.Pada masa sekarang ini
industri disetiap bidang bergantung pada sejumlahbesasr kondisi yang membebani
produksi melalui suatu cara yang tidak pernah dialami dalam periode sebelumnya.
(Feigenbaum,1992; 54-56)
1.
Market (Pasar)
Jumlah produk baru dan baik
yang ditawarkan di pasar terusbertumbuh pada laju yang eksplosif. Konsumen
diarahkan untuk mempercayai bahwa ada sebuah produk yang dapat memenuhi
hampirsetiap kebutuhan. Pada masa sekarang konsumen meminta danmemperoleh
produk yang lebih baik memenuhi ini. Pasar menjadi lebihbesar ruang lingkupnya
dan secara fungsional lebih terspesialisasi di dalambarang yang ditawarkan.
Dengan bertambahnya perusahaan, pasar menjadibersifat internasional dan
mendunia.. Akhirnya bisnis harus lebih fleksibeldan mampu berubah arah dengan
cepat.
2.
Money (Uang)
Meningkatnya persaingan
dalam banyak bidang bersamaan denganfluktuasi ekonomi dunia telah menurunkan
batas (marjin) laba. Pada waktuyang bersamaan, kebutuhan akan otomasi dan
pemekanisan mendorongpengeluaran mendorong pengeluaran biaya yang besar untuk
proses danperlengkapan yang baru. Penambahan investasi pabrik, harus
dibayarmelalui naiknya produktivitas, menimbulkan kerugian yang besar dalammemproduksi
disebabkan oleh barang afrikan dan pengulangkerjaan yangsangat serius.
Kenyataan ini memfokuskan perhatian pada manajer padabidang biaya kualitas
sebagai salah satu dari “titik lunak” tempat biayaoperasi dan kerugian dapat
diturunkan untuk memperbaiki laba.
3.
Management
(manajemen).
Tanggung jawab kualitas
telah didistribusikan antara beberapakelompok khusus. Sekarang bagian pemasaran
melalui fungsi perencanaanproduknya, harus membuat persyaratan produk. Bagian
perancanganbertanggung jawab merancang produk yang akan memenuhi
persyaratanitu. Bagian produksi mengembangkan dan memperbaiki kembali
prosesuntuk memberikan kemampuan yang cukup dalam membuat produk sesuaidengan
spesifikasi rancangan. Bagian pengendalian kualitas merencanakanpengukuran
kualitas pada seluruh aliran proses yang menjamin bahwahasil akhir memenuhi
persyaratan kualitas dan kualitas pelayanan, setelahproduk sampai pada konsumen
menjadi bagian yang penting dari paketproduk total. Hal ini telah menambah
beban manajemen puncak,khususnya bertambahnya kesulitan dalam mengalokasikan
tanggung jawabyang tepat untuk mengoreksi penyimpangan dari standar kualitas.
4.
Men(Manusia).
Pertumbuhan yang cepat
dalam pengetahuan teknis dan penciptaanseluruh bidang baru seperti elektronika computer
menciptakan suatupermintaan yang besar akan pekerja dengan pengetahuan khusus.
Padawaktu yang sama situasi ini menciptakan permintaan akan ahli
teknik sistem yang akan mengajak semua bidang spesialisasi untuk
bersamamerencanakan, menciptakan dan mengoperasikan berbagai sistem yangakan
menjamin suatu hasil yang diinginkan.
5.
Motivation (Motivasi).
Penelitian tentang motivasi
manusia menunjukkan bahwa sebagaihadiah tambahan uang, para pekerja masa kini
memerlukan sesuatu yangmemperkuat rasa keberhasilan di dalam pekerjaan mereka
dan pengakuanbahwa mereka secara pribadi memerlukan sumbangan atas
tercapainyasumbangan atas tercapainya tujuan perusahaan. Hal ini membimbing
kearah kebutuhan yang tidak ada sebelumnya yaitu pendidikan kualitas
dankomunikasi yang lebih baik tentang kesadaran kualitas.
6.
Material (bahan)
Disebabkan
oleh biaya produksi dan persyaratan kualitas, para ahliteknik memilih bahan
dengan batasan yang lebih ketat dari padasebelumnya. Akibatnya spesifikasi
bahan menjadi lebih ketat dankeanekaragaman bahan menjadi lebih besar.
7.
Machine and
Mecanization(Mesin dan Mekanise)
Permintaan
perusahaan untuk mencapai penurunan biaya danvolume produksi untuk memuaskan
pelanggan telah terdorong penggunaanperlengkapan pabrik yang menjadi lebih
rumit dan tergantung padakualitas bahan yang dimasukkan ke dalam mesin
tersebut. Kualitas yangbaik menjadi faktor yang kritis dalam memelihara waktu
kerja mesin agarfasilitasnya dapat digunakan sepenuhnya.
8.Modern
Information Metode(Metode Informasi Modern)
Evolusi
teknologi komputer membuka kemungkinan untuk mengumpulkan, menyimpan,
mengambil kembali, memanipulasi informasi pada skala yang tidak terbayangkan
sebelumnya. Teknologi informasiyang baru ini menyediakan cara untuk
mengendalikan mesin dan prosesselama proses produksi dan mengendalikan produk
bahkan setelah produk sampai ke konsumen. Metode pemprosesan data yang
baru dan konstanmemberikan kemampuan untuk memanajemeni informasi
yangbermanfaat, akurat, tepat waktu dan bersifat ramalan mendasari keputusanyang
membimbing masa depan bisnis.
9.Mounting
Product Requirement (Persyaratan Proses Produksi)
Kemajuan
yang pesat dalam perancangan produk, memerlukanpengendalian yang lebih ketat
pada seluruh proses pembuatan produk.Meningkatnya persyaratan prestasi yang
lebih tinggi bagi produk menekankan pentingnya keamanan dan keterandalan
produk.
2.3.Dimensi Kualitas
Ada 8 dimensi kualitas yang
dikembangkan Garvin dan dapatdigunakan sebagai kerangka perencanaan strategis
dan analisis terutamauntuk produk manufaktur. Dimensi tersebut adalah:
(Tjiptono, 2001: 27)
1.Kinerja : karakteristik dari produk inti.
2.Ciri-ciri atau keistimewaan tambahan:
karakteristik sekunder ataupelengkap.
3.Kehandalan : kemungkinan kecil akan
mengalami kerusakan atau gagaldipakai.
4.Kesesuaian dengan spesifikasi: sejauhmana
karakteristik desain danoperasi memenuhi standar yang telah ditetapkan
sebelumnya.
5.Daya tahan: berkaitan dengan berapa lama
produk tersebut dapatdigunakan.
6.Service Ability: meliputi kecepatan,
kompetensi, kenyamanan mudahdireparasi, penanganan keluhan yang memuaskan
7.Estetika: daya tarik produk terhadap panca
indra.
8.Kualitas yang dipersepsikan: citra dan
reputasi produk serta tanggung jawab perusahaan terhadapnya.
2.4.
Pendekatan Pengendalian Kualitas
Untuk melaksanakan
pengendalian didalam suatu perusahaan makamanajemen perusahaan perlu menerapkan
melalui apa pengendalian kualitastersebut akan dilakukan. Hal ini disebabkan
oleh faktor yang menentukanatau berpengaruh terhadap baik dan tidaknya kualitas
produk perusahaanakan terdiri dari beberapa macam misal bahan bakunya, tenaga
kerja, mesindan peralatan produksi yang digunakan, dimana faktor tersebut
akanmempunyai pengaruh yang berbeda, baik dalam jenis pengaruh yangditimbulkan
maupun besarnya pengaruh yang ditimbulkan. Dengan demikianagar pengendalian
kualitas yang dilaksanakan dalam perusahaan tepatmengenai sasarannya serta
meminimalkan biaya pengendalian kualitas, perludipilih pendekatan yang tepat
bagi perusahaan. (Ahyari, 1990:225-325)
2.4.1.
Pendekatan Bahan
Baku
Didalam perusahaan umumnya baik dan buruknya kualitas
bahanbaku mempunyai pengaruh cukup besar terhadap kualitas produk akhir,bahkan
beberapa jenis perusahaan pengaruh kualitas bahan baku yang digunakan untuk pelaksanakan
proses produksi sedemikian besarsehungga kualitas produk akhir hampir
seluruhnya ditentukan olehbahan baku yang digunakan. Bagi beberapa perusahaan
yangmemproduksi suatu produk dimana karakteristik bahan baku akanmenjadi sangat
penting di dalam perusahaan tersebut. Dalampendekatan bahan baku, ada beberapa
hal yang sebaiknya dikerjakanmanajemen perusahaan agar bahan baku yang diterima
dapat dijagakualitasnya :
a). Seleksi Sumber Bahan Baku (Pemasok)
b). Pemeriksaaan dokumen pembelian
c). Pemeriksaan Penerimaan Bahan.
2.4.2.
Pendekatan Proses
Produksi
Pada beberapa perusahaaan proses produksi
akan lebih banyak menentukan kualitas produk akhir. Artinya di dalam
perusahaan inimeskipun bahan baku yang digunakan untuk keperluan proses
produksibukan bahan baku dengan kualitas prima, namun apabila prosesproduksi
diselenggarakan dengan sebaik baiknya maka dapat diperolehproduk dengan
kualitas yang baik pula. Pengendalian kualitas produk yang dihasilkan
perusahaan tersebut lebih baik bila dilaksanakandengan menggunakan pendekatan
proses produksi yang disesuaikandengan pelaksanaan proses produksi di dalam
perusahaan. Padaumumnya pelaksanaan pengendalian kualitas proses produksi di
dalamperusahaan dipisahkan menjadi 3 tahap:
a)Tahap Persiapan.
b)Tahap Pengendalian Proses.
c)Tahap Pemeriksaaan Akhir.
2.4.3.
Pendekatan Produk
Akhir
Pendekatan produk akhir merupakan upaya
perusahaan untuk mempertahankan kualitas produk yang dihasilkannya dengan
melihatproduk akhir yang menjadi hasil dari perusahaan tersebut.
Dalampendekatan ini perlu dibicarakan langkah yang diambil untuk dapat
mempertahankan produk sesuai dengan standar
kualitas yang berlaku.Pelaksanaan pengendalian kualitas dengan pendekatan
produk akhirdapat dilakukan dengan cara memeriksa seluruh produk akhir yangakan
dikirimkan kepada para distributor atau toko pengecer. Dengandemikian apabila
ada produk yang cacat atau mempunyai kualitasdibawah standar yang ditetapkan
maka perusahaan dapat memisahkanproduk ini dan tidak ikut dikirimkan kepada
para konsumen.
Untuk masalah kerusakan produk perusahaan
harus mengambiltindakan yang tepat bagi peningkatan kualitas produk akhir
sertakelangsungan hidup perusahaan tersebut. Oleh sebab itu perusahaanharus
mengumpulkan informasi tentang berbagai macam keluhankonsumen. Kemudian
diadakan analisa tentang berbagai kelemahandan kekurangan produk perusahaan
sehingga untuk proses berikutnyakualitas produk dapat lebih
dipertanggungjawabkan.
2.5.
six Sigma
2.5.1 Pengertian six sigma.
Six Sigmaadalah bertujuan yang hampir
sempurna dalammemenuhi persyaratan pelanggan (Pande dan Cavanagh, 2003:
9).Menurut Gaspersz (2005:310)six sigma adalah suatu visi peningkatankualitas
menuju target 3,4 kegagalan per sejuta kesempatan untuk setiaptransaksi produk
barang dan jasa. Jadi Six Sigmamerupakan suatumetode atau teknik pengendalian
dan peningkatan kualitas dramatik yang merupakan terobosan baru dalam
bidang manajemen kualitas.
2.5.2. Konsep
Six Sigma
Pada dasarnya pelanggan akan merasa puas
apabila merekamenerima nilai yang diharapkan mereka. Apabila produk diproses
padatingkat kualitasSix Sigma, maka perusahaan boleh mengharapkan 3,4kegagalan
per sejuta kesempatan atau mengharapkan bahwa 99,99966persen dari apa yang
diharapkan pelanggan akan ada dalam produk itu.Menurut Gaspersz (2005:310)
terdapat enam aspek kunci yang perludiperhatikan dalam aplikasi konsepSix
Sigma, yaitu :
1. Identifikasi pelanggan
2.Identifikasi produk
3.Identifikasi kebutuhan dalam memproduksi
produk untuk pelanggan
4.Definisi proses
5.Menghindari kesalahan dalam proses dan
menghilangkan semuapemborosan yang ada
6.Tingkatkan proses secara terus menerus
menuju targetSix Sigma
Menurut Gaspersz (2005:310) apabila konsepSix
Sigmaakanditetapkan dalam bidang manufakturing, terdapat enam aspek yangperlu
diperhatikan yaitu:
1.Identifikasi karakteristik produk yang
memuaskan pelanggan(sesuai kebutuhan dan ekspetasi pelanggan).
2.Mengklasifikasikan semua karakteristik
kualitas itu sebagai CTQ(Critical-To-Quality) individual.
3.Menentukan apakah setiap CTQ tersebut dapat
dikendalikanmelalui pengendalian material, mesin proses kerja dan lain-lain.
4.Menentukan batas maksimum toleransi untuk
setiap CTQ sesuaiyang diinginkan pelanggn (menentukan nilai UCL dan LCL
darisetiap CTQ)
5.Menentukan maksimum variasi proses untuk
setiap CTQ(menentukan nilai maksimum standar deviasi untuk setiap CTQ ).
6.Mengubah desain produk dan / atau proses
sedemikian rupa agarmampu mencapai nilai target
Six Sigma.
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
Kegiatan pengendalian
dilaksanakan dengan cara memonitorkeluaran (output), membandingkan dengan
standart standart,menafsirkan perbedaan perbedaan dan mengambil tindakan
untuk menyesuaikan kembali proses proses itu sehingga sama / sesuaidengan
standar (Buffa 1999 : 109). Pengendalian merupakan kegiatanyang dilakukan untuk
menjamin agar kegiatan produksi dan operasiyang dilaksanakan sesuai dengan apa
yang telah direncanakan danapabila terjadi penyimpangan tersebut dapat
dikoreksi sehingga apayang diharapkan tercapai.
Ada beberapa pengertian
pengendalian kualitas :
1.Pengendalian kualitas adalah suatu
aktifitas untuk menjaga danmengarahkan agar kualitas produk perusahaan
dapatdipertahankan sebagaimana telah direncanakan (Ahyari,1990 :239)
2.Pengendalian kualitas adalah merencanakan
dan melaksanakancara yang paling ekonomis untuk membuat sebuah barang yangakan
bermanfaat dan memuaskan tuntutan konsumen secaramaksimal (Assauri,1999 : 18)
3.Pengendalian kualitas merupakan alat
penting bagi manajemenuntuk memperbaiki kualitas produk bila
diperlukan,mempertahankan kualitas, yang sudah tinggi dan
mengurangin jumlah barang yangb rusak (Reksohadiprojo, 2000 :245).
Jadi dapat disimpulkan pengendalian kualitas
adalah aktivitasuntuk menjaga, mengarahkan, mempertahankan dan
memuaskantuntutan konsumen secara maksimal.
Daftar pustka
Andriyanto, Yongki. 2008. Hasil
Tugas akhir. CV. Gambang Emas, Yogyakarta
Gruvin.2005. Pengertian
Kualitas. Surabaya.
Gasperz. 1998.
Pengertian SPC. Jakarta.
Assauri, Sofjan. 2008. Managemen
produk dan oprasi. Vakultas Ekonomi indonesi: Jakarta.
Nasution, A.H. 2003. Perencanaan
dan pengendalian produk. Guna Wijaya Surabaya.
0 komentar:
Posting Komentar